Kamis, 20 Agustus 2020

Penjernih Air Dari Bahan Buatan

Wawan Setiawan Tirta
Selain menggunakan bahan alam penjernih air juga dapat dibuat dari bahan buatan. Tujuan penjernih air dari bahan buatan sama seperti penjernih dari bahan alam yaitu mendapatkan air bersih. Pengolahan air bahan buatan tetap dilakukan secara fisika melalui beberapa tahapan, yaitu penyaringan, pengendapan, absorbsi, adsorbsi, dan ditambah dengan unsur bahan buatan manusia berupa bahan kimia. Perbedaan pada bahan yang digunakan, yaitu bahan buatan contohnya tawas dan bubuk kapur.

Selain bahan alam seperti batu bata, ijuk, arang, pasir, dan kerikil, bahan penyaring ada yang buatan atau hasil rekayasa. Masing-masing bahan penjernih tersebut memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan penjernih bahan buatan adalah proses penjernihan dapat lebih cepat jika dibandingkan dngan menggunakan bahan alam. Kekuarangannya penjernih bahan buatan apabila penggunaannya berlebihan tentunya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Beberapa bahan buatan yang dapat digunakan untuk menyaring air adalah sebagai berikut.
  • Klorin tablet digunakan untuk membunuh kuman, virus, dan bakteri yang hidup di dalam air.
  • Pasir aktif biasanya berwarna hitam dan digunakan untuk menyaring air sumur bor dan sejenisnya.
  • Resin Softener berguna untuk menurunkan kandungan kapur dalam air.
  • Resin Kation biasa digunakan untuk industri air minum, baik usaha air minum isi ulang maupun Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (PAMDK).
  • Pasir zeolit berfungsi untuk penyaringan air dan mampu menambah oksigen dalam air.
  • Pasir mangan berwarna merah dan digunakan untuk menurunkan kadar zat besi atau logam berat dalam air.
  • Pasir silika digunakan untuk menyaring lumpur, tanah, dan partikel besar atau kecil dalam air dan biasa digunakan untuk penyaringan tahap awal.
  • Karbon aktif atau arang aktif adalah jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang besar sehingga dapat menyerap kotoran dalam air.
  • Tawas dan kaporit yang sering digunakan di kolam renang.
  • Polyaluminium Clorida (PAC), dapat mengendapkan lumpur dalam air.
Penggunaan alat dan bahan buatan perlu dipelajari agar tidak menimbulkan masalah karena sifat bahan kimia untuk penyaringan tersebut. Ketersediaan bahan kimia yang digunakan bergantung pada daerah di mana kita berada.

Teknik Pembuatan 
Teknik pembuatan alat penjernih air bahan buatan sebenarnya lebih mudah, yaitu dengan menyiapkan bak atau tempat penampung air kotor yang memadai dan diberi pengaduk bahan kimia, selanjutnya disiapkan bak pengendap dan penampung air bersih. Pembuatan hal tersebut pasti akan menerapkan teknik melubangi, menyambung, memotong yang baik agar alat penjernih air tidak bocor.

Prosedur Pembuatan
Penjernihan air dengan bahan buatan biasanyadigunakan pada daerah yang memiliki tingkat kekotoran air yang cukup tinggi. Kekotoran yang dimaksud seperti tercampur salah satu atau lebih bahan pencemar (polutan) seperti lumpur, zat pewarna, dan kuman dan yang lainnya

Prosedur pembuatan alat penjernih air bahan buatan harus melalui tahanpan survei bahan baku air yang akan dijernihkan sehingga dapat digunakan bahan kimia yang tepat. Penggunaan bahan buatan atau kimia cukup dengan kuantitas yang sedikit dicampurkan pada tempat penampungan yang besar sehingga lebih hemat dan aman. Penggunaan bahan kimia penjernih yang berlebihan tidak dianjurkan. Endapan lumpur pencemar harus sering dibersihkan.

Proses Pembuatan
Bahan kimia yang digunakan untuk menjernihkan air tidak menimbulkan gangguan kesehatan apabila terminum oleh kita asalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan bahan. Beberapa bahan buatan yang sering dan banyak digunakan di masyarakat, antara lain tawas, kaporit, dan batu gamping atau batu kapur, Polyaluminium chlorida (PAC), Tawas dan batu gamping berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang ada di air, tetapi tidak membunuh kuman atau zat kimia lain. Kaporit berfungsi untuk membunuh kuman, virus, dan bakteri di dalam air, tetapi tidak dapat mengendapkan kotoran. Arang tempurung atau batok kelapa berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak, dan menjernihkan air. Bahan buatan lain yang juga dapat digunakan, contohnya filter ultraviolet dan keramik.

1. Perencanaan
Identifikasi kebutuhan : Satu buah penjernih air dari bahan buatan. Perencanaan fisik : Pembuatan berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di sekitar dan dibuat secara efisien sehingga tidak memakan tempat penggunaan.

2. Persiapan Ide/gagasan
Penjernihan air dengan bahan buatan, yaitu dengan menggunakan tawas, kaporit, dan batu kapur. 
  • Atur takaran atau dosis bahan kimia untuk penjernih air, tidak berlebihan misalnya untuk ukuran bak mandi cukup dengan satu sendok teh PAC.
  • Gunakan alat bantu (masker) saat pencampuran atau pengolahan bahan buatan agar serbuk bahan buatan tidak terhirup.
Teknik pembuatan alat penjernih air bahan buatan sebenarnya lebih mudah, yaitu dengan menyiapkan bak atau tempat penampung air kotor yang memadai dan diberi pengaduk bahan kimia, selanjutnya disiapkan bak pengendap dan penampung air bersih. Pembuatan hal tersebut pasti akan menerapkan teknik melubangi, menyambung, memotong.

Bahan dan Alat
Bahan penjernih yang digunakan, sama seperti penjernihan dengan bahan alam, yaitu potongan bata, ijuk, arang tempurung kelapa, pasir, dan kerikil. Tetapi, ditambahkan bahan buatan seperti tawas, kaporit, dan batu kapur.

Bahan
  • 2 buah drum plastik kapasitas 100 liter atau bak
  • Paralon/pipa PVC, diameter 1/2 inci
  • Pengaduk dari kayu
  • Ember dan keran
  • Lem pipa
  • Selotip
  • Tali plastik

Alat
Gergaji

3. Proses Pembuatan 
Langkah-langkah/prosedur kerja pembauatan penjernih air dari bahan buatan adalah sebagai berikut.
 Selain menggunakan bahan alam penjernih air juga dapat dibuat dari bahan buatan Penjernih Air Dari Bahan Buatan
  • Pemasangan keran dengan drum atau pembuatan bak penampungan dapat dibantu oleh orang dewasa sehingga hasilnya lebih baik. Pemasangan bahan penjernih bisa dilakukan sendiri.
  • Siapkan bahan penjernih buatan antara lain kaporit 0,20 gram, batu kapur 2 gram, dan tawas 2 gram. Cairkan bahan tersebut masing-masing dalam satu buah sendok makan.
  • Persiapkan bak atau drum air untuk tempat pengendapan yang dapat menampung air keruh sekitar 20 liter atau sesuai kebutuhan. Kemudian kaporit, batu kapur, dan tawas yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam bak tersebut dan diaduk lima menit, diamkan 10 menit. Pada saat pengendapan dan pengadukan, lubang bak atau drum harus disumbat.
  • Setelah didiamkan 10 menit, sumbat dibuka dan alirkan air keruh tersebut ke bak penyaring yang berisi pecahan genting/bata, pasir, kerikil, ijuk, dan arang tempurung kelapa. Tebal pecahan genteng 2-5 cm, pasir 15 cm, kerikil 5 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm, dan ijuk lagi 5 cm.
  • Air hasil penyaringan ditampung dalam ember atau bak yang bersih dan dapat dipergunakan. Hal yang perlu diingat, apabila untuk diminum, air harus dimasak lebih dahulu.